UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER
TUGAS
SOFTSKILL
Bulan KE-3
(TIGA)
Nama : Diky
Kristian
NPM : 1B114137
Kelas : 4KA48
Fakultas : Ilmu
Komputer
Universitas
Gunadarma
2015
MANUSIA
DAN KEADILAN
Dalam berbagai tayangan di televisi dapat kita lihat bahwa betapatidak ada jaminan kepastian akan hukum dan keadilan dalam
berbagi ruang dinegara
kita, Agar kita sesama manusia bisa berlaku
adil dan selalu mengutamakankejujuran, karna dengan kejujuran itu keadilan
mudah untuk di capai. Dan agarkita bisa memperlakukan hak dan kewajiban secara
seimbang.
Ø Menurut kamus umum bahasa indonesia susunan W.J.S
Poerwadarminta, kataadil berarti tidak berat sebelah atau memihak manapun tidak
sewenang-wenang. Sedangkan menurut istilah keadilan adalah pengakuan
dan perlakukan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
Ø Keadilan menurut aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan
manusia,Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yangterlalu
banyak dan terlalu sedikit.Kedua ujung tersebut menyangkut dua orang atau
benda. Dan kedua orangtersebut atau kedua benda tersebut harus mepunyai
porsi atau ukuran yangsama itu yang dinamakan adil dan jika tidak seukuran
itu namanya ketidaladilan. Arti mudahnya keadilan adalah tidah berat sebelah
atau bisa di sebutdengan sama.Setiap kehidupan manusia dalam melakukan
aktivitas nya pasti pernahmengalami perlakuan yang tidak adil. Jarang sekali
kita mengalami perlakuanyg adil dari setiap aktivitas yang kita lakukan. Dimana
setiap diri manusia pasti terdapat suatu dorongan atau keinginan untuk berbuat jujur namunterkadang
untuk melakukan kejujuran itu sangatlah sulit dan banyak kendalanya yang harus
di hadapi, seperti keadaan atau situasi, permasalahan teknishingga bahkan sikap
moral.
Ø Menurut Plato, keadilan merupakan proyeksi pada diri manusia
sehinggaorang yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalika diri dan perasaanya
dikendalikan oleh akal.
Ø Menurut secorates, keadilan merupakan proyeksi pada
pemerintah karena pemerintah adalah pemimpin pokok yang menentukan
dinamika masyarakat.Keadilan tercipta bilamana warga negara sudah
merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Makna Keadilan
Dalam Islam keadilan adalah sesuatu
yang salah satu hal yang sangat diperhatikan maknanya, dengan suatu keadilan
kita dapat membela yang benar dan menghukum yang salah.
Makna-makna Keadilan
Beberapa makna keadilan, antara
lain; Pertama, adil berarti “sama” Sama berarti tidak membedakan seseorang
dengan yang lain. Persamaan yang dimaksud dalam konteks ini adalah persamaan
hak. Allah SWT berfirman: “Apabila kamu memutuskan perkara di antara manusia,
maka hendaklah engkau memutuskannya dengan adil…” (Surah al-Nisa’/4: 58).
Manusia memang tidak seharusnya
dibeda-bedakan satu sama lain berdasarkan latar belakangnya. Kaya-papa,
laki-puteri, pejabat-rakyat, dan sebagainya, harus diposisikan setara. Kedua,
adil berarti “seimbang”
Allah SWT berfirman: Wahai manusia,
apakah yang memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha
Pemurah? Yang menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu, dan mengadilkan
kamu (menjadikan susunan tubuhmu seimbang). (Surah al-Infithar/82: 6-7).
Seandainya ada salah satu anggota
tubuh kita berlebih atau berkurang dari kadar atau syarat yang seharusnya,
pasti tidak akan terjadi keseimbangan (keadilan).
Ketiga, adil berarti “perhatian
terhadap hak-hak individu dan memberikan hak-hak itu pada setiap pemiliknya”
“Adil” dalam hal ini bisa didefinisikan
sebagai wadh al-syai’ fi mahallihi (menempatkan sesuatu pada tempatnya).
Lawannya adalah “zalim”, yaitu wadh’ al-syai’ fi ghairi mahallihi (menempatkan
sesuatu tidak pada tempatnya). “Sungguh merusak permainan catur, jika
menempatkan gajah di tempat raja,” ujar pepatah. Pengertian keadilan seperti
ini akan melahirkan keadilan sosial.
Keempat, adil yang dinisbatkan pada
Ilahi.
Semua wujud tidak memiliki hak atas
Allah SWT. Keadilan Ilahi merupakan rahmat dan kebaikan-Nya. Keadilan-Nya
mengandung konsekuensi bahwa rahmat Allah SWT tidak tertahan untuk diperoleh
sejauh makhluk itu dapat meraihnya.
Allah disebut qaiman bilqisth (yang
menegakkan keadilan) (Surah Ali ‘Imram/3: 18). Allah SWT berfirman: Dan Tuhanmu
tidak berlaku aniaya kepada hamba-hamba-Nya (Surah Fushshilat/41: 46).
Perintah Berbuat Adil
Banyak sekali ayat al-Qur’an yang
memerintah kita berbuat adil. Misalnya, Allah SWT berfirman: Berlaku adillah!
Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. (Surah al-Ma-idah/5: 8).
Dijelaskan ayat ini, keadilan itu
sangat dekat dengan ketakwaan. Orang yang berbuat adil berarti orang yang
bertakwa. Orang yang tidak berbuat adil alias zalim berarti orang yang tidak
bertakwa. Dan, hanya orang adil-lah (berarti orang yang bertakwa) yang bisa
mensejahterakan masyarakatnya.
Dalam ayat lain, Allah SWT
berfirman: Katakanlah, “Tuhanku memerintahkan menjalankan al-qisth (keadilan)”
(Surah al-A’raf/7: 29). Sesungguhnya Allah memerintahkan berlaku adil dan
berbuat ihsan (kebajikan) (Surah al-Nahl/16: 90). Sesungguhnya Allah telah
menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh
kamu apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil). Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-sebaiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Surah al-Nisa/4:
58).
Wahai orang-orang yang beriman,
jadilah kamu orang-orang yang benar-benar menegakkan Keadilan, menjadi saksi
karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri ataupun ibu bapakmu dan
keluargamu. Jika ia kaya ataupun miskin, Allah lebih mengetahui keadaan
keduanya, maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, sehingga kamu tidak berlaku
adil. Jika kamu memutar balikkan, atau engggan menjadi saksi, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (Surah al-Nisa’/4:135).
Dan kalau ada dua golongan dari
mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi
kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang
melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah.
Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan
hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berlaku adil. (Surah al-Hujurat/49: 9).
Kesimpulan
Keadilan
meruapakan pengakuan dan perbuatan yang seimbangantara hak dan kewajiban, tidak
semihak sebelah ataupun tidak sewenang-wenang.
Kejujuran
berarti apa yang dikatakan seseorang itu sesuai denganhati nuraninya dan
kenyataan yang benar. Kecurangan apa yangdilakukanya tidak sesuai dengan hati
nuraninya. Pembalasan suatu reaksiatas perbuatan orang lain, baik berupa
perbuatan yang serupa ataupuntidak.
SUMBER: http://www.academia.edu/6490374/MAKALAH_MANUSIA_DAN_KEADILAN
http://vaniaibd.blogspot.com/2013/01/manusia-dan-keadilan.html
http://rizkafarhati.wordpress.com/2013/01/25/ringkasan-materi-ibd-manusia-dan-keadilan/
http://rizkafarhati.wordpress.com/2013/01/25/ringkasan-materi-ibd-manusia-dan-keadilan/
MANUSIA
DAN PANDANGAN HIDUP
A.
PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia
mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia
menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman
sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Atas dasar itu manusia menerima
hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang
disebut pandangan hidup. Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari
3 macam :
1.
Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya.
2.
Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan
norma yang terdapat pada suatu Negara.
3.
Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
B. CITA-CITA
Menurut kamus besar
bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan atau kehendak yang selalu ada di
dalam pikiran atau sebuah tujuan sempurna (yang akan dicapai atau dilaksanakan)
dimana untuk mewujudkannya, kepentingan pribadi harus dikesampingkan.
Banyak orang yang
mengganggap mimpi atau impian itu sama dengan khayalan atau angan-angan tetapi
sebenarnya serupa tapi tak sama. Mimpi atau impian itu lebih ke arah sesuatu
yang dapat digapai sedangkan khayalan atau lamunan itu lebih ke arah keinginan
yang tidak dapat direalisasikan.
Dari kecil kita sering
dinasehati oleh orangtua, guru ataupun orang lain untuk memiliki cita-cita
setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya cita-cita atau
impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk
menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.
C.
KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan
atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan
moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik,
karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara
hatinya manusia cenderung berbuat baik. Manusia adalah seorang pribadi yang
utuh yang terdiri atas jiwa dan badan.
Manusia merupakan
mahluk sosial yang berarti manusia hidup bermasyarakat, manusia saling
membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat.
Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan
sebagainya.
Sebagai mahluk pribadi,
manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk
itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati
yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan,
tindakan atau tingkah laku.
Faktor-faktor yang
menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga, yaitu:
1. Pertama faktor
pembawaan yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
2. Faktor kedua yang
menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan.
3. Faktor ketiga yang
menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pernah
diperoleh.
D.
USAHA ATAU PERJUANGAN
Usaha atau perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan
dengan otak atau ilmu maupun denan tenaga ataupun dengan jasmani, atau dengan
kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena
kemampuan terbatas timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan
manusia lainnya.
Perjuangan tidak selalu
identik dengan lamanya kita melakukan proses implementasi untuk mewujudkan
keinginan kita. Bisa jadi seseorang membutuhkan perjuangan yang lebih singkat
dengan sedikit sumber daya yang dibutuhkan, sedangkan individu lainnya justru
sebaliknya.Kesiapan, ketersediaan dan kualitas sumber daya, strategi, situasi
dan tingkat kesulitan yang dihadapi, serta dukungan dari lingkungan eksternal
amat menentukan seberapa besar dan lamanya sebuah perjuangan harus dilakukan.
E.
KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan
yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu :
1.
Aliran naturalisme; hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang
merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari
Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi.
Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak
ada.
2.
Aliran intelektualisme; dasar aliran ini adalah logika atau akal. Manusia
mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal
itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia
yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan
sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai
kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang
bertentangan dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan
hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini
dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.Benar menurut akal itulah
yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal
dengan kata lain ilmu dan teknologi. Pandangan hidup ini disebut liberalisme.
Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun
tingkah lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan
akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal
atau berilmu dapat menguasai individu yang berpikir rendah.
3.
Aliran gabungan; dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan
gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai
dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar
tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika
berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika
berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan
dengan pandangan hidup, maka akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup.
Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati
nurani dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak
menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu,
melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya
mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika
berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara
individual maupun secara kolektif panangan hidup ini disebut
sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika
berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia
Tuhan.
F.
LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Setiap manusia pasti
mempunyai pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan
berhasil dalam kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting
adalah memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan
cita-cita dengan baik pula.
Adapun langkah-langkah
berpandangan hidup yang baik yakni :
1.
Mengenal, mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap
pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu
pandangan hidup.
2.
Mengerti, mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu
sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam
berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan
bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagai yang berpandangan
hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, hadist dan
bagaimana kedua hal tersebut mengatur kehidupan baik di dunia maupun di
akhirat.
3.
Mengkhayati, dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang
tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri. Menghayati
disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya,
yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup
itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini,
menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada
orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan
hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati
pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup
itu sendiri.
4.
Meyakini, meyakini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian
sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
5.
Mengabdi, mengabdi merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan
meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya
lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan
manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh
pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup
dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/25/manusia-dan-pandangan-hidup/
Pengertian Tanggung
Jawab Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum
bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung
segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menaggung akibatnya. Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau oerbuatannya yang
disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Makna
Tanggung Jawab
Makna dari tanggung
jawab itu sendiri ialah siap menerima kewajiban atau tugas. Dalam artian disini
bahwa ketika seseorang diberikan kewajiban atau tugas, seseorang tersebut akan
menghadapi suatu pilihan yaitu menerima dan menghadapinya dengan dedikasi atau menunda
dan mengabaikan tugas atau kewajiban tersebut.
Jenis-jenis Tanggung Jawab Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu:
Jenis-jenis Tanggung Jawab Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu:
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.
2.
Tanggung jawab terhadap keluarga Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga
terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang
menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung
jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.
3.
Tanggung jawab terhadap masyarakat Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup
tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial.
Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia
lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang
tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar
dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala
tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
4.
Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia,
tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat,
bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila
perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara
5.
Tanggung jawab terhadap Tuhan, Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah
tanpa tanggung jawab, melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai
tanggung jawab lngsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa
lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui
berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera
diperingatkan oleh Tuhan dan juga dengan peringatan yang keraspun manusia masih
juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan
mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab
yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan
untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.
Sumber : http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.com/2012/11/manusia-dan-tanggung-jawab.html
Categories:
Tugas